Friday, May 23, 2014

Soal IKM dan EBM Part 1

Hmm.. It's been a long time. Well, for this 2 weeks i've been busy doing many statistic exercises from my lecturer. Well these are some of them...

STUDI COHORT


Data dari studi cohort mencari hubungan antara hipertensi (HT) dan tingginya intake garam telah diringkas.
Intake Garam
Hipertensi
HT (+)
HT (-)
Intake garam tinggi
40
60
Intake garam rendah
60
40

1. Hitunglah risiko relative dan (CI 95%) berkembangnya hipertensi antara orang dengan intake garam tinggi dan intake garam rendah
2.   Tafsirkan hasilnya.

Jika data diklasifikasikan menurut jenis kelamin.

INTAKE GARAM
LAKI-LAKI
WANITA
HT (+_
HT (-)
HT (+)
HT (-)
Intake tinggi garam
16
57
24
3
Intake rendah garam
2
10
58
30

3. Kalkulasi OR untuk hubungan antara paparan dan penyakit pria dan wanita secara terpisah. Interpretasikan hasilnya.
4.  Pada grup bukan terpapar, kalkulasi nilai OR tentang hubungan antara paparan dan jenis kelamin. Interpretasikan hasilnya
5.  Pada grup bukan penyakit, kalkulasi nilai OR tentang hubungan antara paparan dan jenis kelamin. Interpretasikan hasilnya.
6.  Dari analisis di atas (1 sampai 4), apakah ada kejadian jenis kelamin menjadi confounder potensial pada studi ini. Jelaskan dengan menggunakan 3 kriteria untuk confounder potensial

PENYELESAIAN SOAL

1.    Pada studi Cohort, rumus yang digunakan untuk mencari Risiko Relatif adalah

RR= a/(a+b) : c/(c+d)

Intake Garam
Hipertensi
Total
HT (+)
HT (-)
Intake garam tinggi
40 (a)
60 (b)
100 (a+b)
Intake garam rendah
60 (c)
40 (d)
100 (c+d)
Total
100 (a+c)
100 (b+d)
200 (n)

Maka, jika dimasukkan ke dalam rumus, akan didapatkan hasil berupa:
RR = 40/100 : 60/100 = 4/6 =2/3 = 0,667
Perkiraan 95% interval kepercayaan (CI) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
95% CI    = (RR) exp [±1,96 √VAR(InRR)
VAR(InRR)        = 1/a - 1/(a+c) + 1/b + 1/(b+d)
= 1/40 - 1/100 + 1/60 - 1/100
= 0,025 – 0,01 + 0,017 – 0,01
= 0,022
Maka jika dimasukkan ke dalam rumus CI (95%)
                 = 0,667 exp [±1,96 √(0,022)
                 = 0,667 exp [±0,291]
Batas atas = 0,667 exp [+0,291] = 0,667(1,337)  = 0,892
Batas atas = 0,667 exp [-0,291] = 0,667(0,748) = 0,499

2.   Kesimpulan :
Sejak nilai CI 95% < 1, tidak terdapat perbedaan signifikan antara intake garam tinggi dan intake garam rendah dalam menyebabkan hipertensi

3.   Tabel untuk jenis kelamin pria.
INTAKE GARAM
LAKI-LAKI
HT (+_
HT (-)
Intake tinggi garam
16 (a)
57 (b)
Intake rendah garam
2 (c)
10 (d)

Odd Ratio pada jenis kelamin pria yaitu : OR = ad/bc = 16(10)/57(2) = 160/114 = 1,404
Interpretasi :
Laki-laki yang intake garamnya tinggi mempunyai peluang 1,404 kali lebih besar untuk menderita hipertensi dibanding laki-laki yang intake garamnya rendah

Tabel untuk jenis kelamin wanita
INTAKE GARAM
WANITA
HT (+)
HT (-)
Intake tinggi garam
24 (a)
3 (b)
Intake rendah garam
58 (c)
30 (d)

Odd ratio untuk jenis kelamin wanita, yaitu :
OR = ad/bc = 24(30)/3(58) = 720/174 = 4,138
Interpretasi:
Wanita yang intake garamnya tinggi mempunyai peluang 4,138 kali lebih besar untuk menderita hipertensi dibanding wanita yang intake garamnya rendah.

4.    Table Kelompok Bukan Terpapar (Intake Garam Rendah)
Jenis Kelamin
Hipertensi
HT (+)
HT(-)
Laki-laki
2 (a)
10 (b)
Wanita
58 (c)
30 (d)
Nilai OR pada kelompok bukan terpapar, yaitu:
OR = ad/bc = 2(30)/10(58) = 60/580 = 0,103
Interpretasi:
Laki-laki memiliki peluang terkena hipertensi 0,103 kali dibanding wanita.

5.        Table Kelompok Bukan Penyakit /HT (-)
Jenis Kelamin
Intake Garam
Intake tinggi garam
Intake rendah garam
Laki-laki
57 (a)
10 (b)
Wanita
3 (c)
30 (d)
Nilai OR pada kekompok bukan penyakit adalah
OR = ad/bc = 57(30)/10(3) = 1710/30 = 57
Interpretasi:
Laki-laki memiliki peluang 57 kali lebih besar untuk terpapar intake garam tinggi dibanding dengan wanita.

6.         Kriteria confounder pada studi ini, yaitu:
-    Adjusted confounder (variabel yang dapat dipengaruhi) pada studi ini adalah intake garam
-        Crude confounder pada studi ini adalah hipertensi
-        Confounder (variabel penyimpangan) pada studi ini adalah jenis kelamin
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa jenis kelamin merupakan confounder potensial pada studi ini. Jenis kelamin menjadi variabel penyimpangan karena jika nilai variabel ini berbeda maka akan dipengaruhi atau mempengaruhi hasil lainnya

No comments:

Post a Comment